Terima kasih kepada Allah swt yang masih memberikan nafas pada kehidupan ini. Dan aku mensyukuri bahwa kehidupan ini masih mencari jalannya sendiri.
Tak ada rencana untuk menulis sebuah blog atau entah apa pun namanya, hanya mengalir mengikuti alur hidup sejak aku mulai suka menulis dan berkata-kata. Aku tetaplah si Aku yang naif dengan kehidupannya. Jejak langkah sejak sekolah menengah, kuliah, petualangan setengah hati yang akhirnya mencandui kehidupan dasawarsa selanjutnya, kelihatan begitu pahit saat dijalani, tetapi terasa manis di hari-hari belakangan ini.
Yaa, banyak kota sudah yang kujalani, kusinggahi, kugeluti, kutitipkan rinduku pada oksigen yang menggantung di ufuk ionosfer. Aku merasa sendu, I feel Blues, seperti paria di tengah oasis dan atmosfer yang terpaksa minum untuk bertahan hidup, sementara orang-orang tak memperdulikan. Adakah aku bergeming? Aku yang terpaksa menjadi pengrajin molekul dan bermain-main dengan takdir dan rekayasa genetika, akhirnya menambatkan sauh di institusi perkebunan yang tradisional dalam konteks high tech. Aku menjadi high touch, setelah dua puluh tahun bertukar pengalaman di profesi kehidupan ini …..