Tuesday, November 20, 2007

Beautiful Story Yeaah!

Joe was a successful lawyer, but as he got older he was increasingly hampered by incredible headaches. When both his career and love life started to suffer, he sought medical help.
After being referred from one specialist to another, he finally came across an old country doctor who could solve the problem.
"The good news is I can cure your headaches. The bad news is that it will require castration. You have a very rare condition, which causes your testicles to press up against the base of your spine, and the pressure creates one hell of a headache. The only way to relieve the pressure is to remove both testicles."
Joe was shocked and depressed. He wondered if he had anything to live
for? He finally decided he had no choice but to go under the knife.
When he left the hospital, he was without a headache for the first time
in 20 years, but he realized he was missing an important part of himself.
As he walked down the street, he realized he felt like a different person. He could make a new beginning and live a new life. He saw a men's clothing store and thought, "That's what I need - a new suit." He entered the shop and told the salesman, "I'd like a new suit."
The elderly tailor eyed him briefly and said, "Let's see - size 44 long." Joe laughed, "That's right. How did you know?" "Been in the business 60 years!" was the reply.
Joe tried on the suit. It fit perfectly. As Joe admired himself in the mirror, the salesman asked, "How about a new shirt?" Joe thought for a moment and then said, "Sure." The salesman eyed Joe and said, "Let's see - 34 sleeve and 16 neck." Joe was surprised, "That's right. How did you know?" "Been in the business 60 years!" he replied again.
Joe tried on the shirt, and it fit perfectly. As Joe adjusted the collar in the mirror, the salesman asked, "How about new shoes?" Joe was on a roll and said, "Sure." The salesman eyed Joe's feet and said, "Let's see - 10 D." Joe was astonished, "That's right. How did you know?" "Been in the business 60 years!"
Joe tried on the shoes and they fit perfectly. Joe walked comfortably around the shop and the salesman asked, "How about some new underwear?"
Joe thought for a second and said, "Sure." The salesman stepped back,
eyed Joe's waist and said, "Let's see - size 36." Joe laughed, "Ah ha! I got you! I've worn size 34 since I was 18 years old."
The salesman shook his head, "You can't wear a size 34. Size 34 underwear would press your testicles up against the base of your spine and give you one hell of a headache."
From: debie barlian [debietgb@hotmail.com] Fri 4/26/2002 6:06 PM

Kenangan Perjalanan

DULU (1981)
BEGITU MUDAH UNTUK PERGI
JALAN-JALAN
DENGAN TAK MENANGGUNG BEBAN

Sampit, Memoar Agustus 1981

KEMUDIAN (1987)
ENAM TAHUN BERLALU
TAK SEMUDAH DULU LAGI
UNTUK PERGI-PERGI
DIKEKANG KEDEWASAAN DIRI

DARI PERJALANAN SEPERTI INILAH
KUCARI KEDEWASAAN DIRI
DAN KUTEMUI IA TERSANGKUT
DI ANTARA SEMAK-SEMAK DAN TEBING TERJAL
DI PINGGIR JURANG-JURANG

Bogor, Memoar Agustus 1987

SETELAH ITU (2002)
LIMA BELAS TAHUN KEMUDIAN
AKU TETAP BERJALAN MENCARI DAN MENCARI
TITIK DIMANA AKU TAK BISA KEMBALI
YANG LAKSANA MELONTARKAN KU KE DALAM WORM HOLE
DALAM SPACE SHIP ADVENTURE KE PLANET TANGKIWOOD
KETIKA KENISCAYAANKU MENJADI NISBI
SEIRING DENGAN KENAIFANKU MENYIKAPI HIDUP

Medan, Memoar September 2002

AKHIRNYA (2007)
SETELAH LIMA TAHUN DALAM KEBIMBANGAN
KUPUTUSKAN UNTUK MENJADI DIRI SENDIRI
MELAKONI HIDUP SEADANYA
MENJADI SEORANG EL-KAPITAN YANG HIDUP DI DUNIA DATAR
BERMAIN DENGAN SEMBILAN KOEFISIEN PENDATARAN
MERDEKA DARI PEKERJAAN
TIDAK LAGI BEKERJA UNTUK UANG
TETAPI MEMBUAT UANG BEKERJA UNTUK KU

Bogor, Memoar November 2007

Gadis Hitam Berambut Putih

Seorang gadis hitam manis
legam seperti pensil 6B
namun matanya bening
namun rambutnya putih
namun hatinya lembut dan penyayang

Seorang gadis putih menawan
lembut seperti susu cap nona
namun matanya tak sebening kaca
namun hatinya tak seputih salju
cuma bisa masak air dan telur
atau indomie tanpa sayur

Sigadis putih itu kini telah pergi
ke satu negeri di luar pikiranku
bersama suaminya
mencari ilmu untuk merubah kulit menjadi hitam
seperti seorang gadis hitam manis
dengan pensil 6B

Seorang gadis putih berambut hitam
kini telah menjadi gadis hitam berambut putih
setelah 40 tahun berpisah
di Indonesia


Bogor, 27 September 1984
Dipostulatkan untuk bertemu pada 27 September 2024

Untuk mengenang IRAN yang menulis memoar:
... if you should go away, I'll write you many letters, if someone try to be my best friend, I'll say: I like you better (1984).

Surat Terakhir untuk Highlander

Untuk Bapak, sesepuh tanah tinggi
Caretaker dari kebun setelah lelah jadi direksi.
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.
Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu.
Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga,
maka sungguh ia telah beruntung.
Kehidupan dunia ini tidak lain hanyakah kesenangan yang mempedayakan.
Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah
sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.

Untuk ibu, pelaksana kerja tak kenal lelah
Timbunan energi yang akan meledak bila tak disalurkan
Dan merasa sakit-sakitan bila tak bergerak badan.
Masih banyak kerja yang harus dilakukan bukan hanya pada gerak badan
dan urusan-urusan kecil mubazir
Yang sebenarnya tak perlu dilakukan
Seperti memotong ayam dengan pisau jagal sapi
Sehingga ayamnya mati dengan leher putus
Dan tak halal lagi untuk dimakan umat yang percaya akan hal itu.
Duh ibu, tidak kah akan lara hati kita
Melihat anak dan cucu kita memendam duka lara dukana
Di hari raya yang fitrah untuk saling memaafkan lahir dan batin
Harus terusir pulang karena amarah.
Haruskah kita bercermin di air keruh itu lalu meludahi muka sendiri.
Hai jiwa yang tenang …
Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.
Di senja usia yang kian menyeret langkah kita
Mari tegakkan langkah di jalan yang lurus.

Untuk anak lelaki yang seharusnya jadi panutan orang-orang
Yang bekerja penuh semangat giat
Kian terseret langkah kita di jalan sepi ini
Janganlah kita lakukan perbuatan keji mengundang murka sang Pencipta
Banyak nona-nona rupawan yang bisa tersenyum dengan ikhlas
Tapi mereka tak selalu mau memberi kita senyum secara cuma-cuma
Tuhan mencipta semua yang ada dengan seimbang
Kalau pun ada kelainan, itulah batu ujian yang harus ditempuh dan dilewati
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:
“Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?
Mari kita coba melangkah lagi, menyusuri jalan yang tak sepi
Banyak teman untuk berusaha mencari bahagia yang diridhai-Nya.

Untuk manajer perkebunan, seorang lelaki yang berusaha memberikan kemakmuran pada tanah tinggi
Kita memang bukan robot yang tak kenal lelah
Kita manusia yang butuh makan minum, perhatian dan kasih sayang
Tapi bukan, … bukan karena itu kita harus mundur
Bila tidak kita dapatkan bahagia di hati kita
Kita ini manusia yang sadar punya hati dan cinta,
setelah kenyang diambing ombak kehidupan untuk mencarinya
Akankah kita tinggalkan segala kenyataan yang ada hanya dengan berusaha untuk lupa?
Setelah kita sadar bahwa kita telah lupa
Dan tetap terkungkung di tanah tinggi ini
Pergilah jauh bila memang ingin bebas seperti burung di angkasa
Bila angin terlalu keras, berkepaklah lebih keras
Bebas lepas atau karena kita lupa kita tak pernah belajar terbang dengan keras kita terhempas
Di rumah kita ada kayu-kayu cinta yang telah kering
Jangan biarkan itu tak terkendali membakar rumah tangga
Atau kita membuangnya karena kita memakai kompor saja
Yang suatu waktu bisa meledak dan membakar
Dan meratakan segalanya.

Untuk kerani administrasi,
seorang anak perempuan yang rambutnya selalu tak dikepang
Yang setiap malam menyulut dian asa dan setiap pagi
Mengayun langkah bersimbah peluh
Untuk menggantungkan tinggi-tinggi dian asa yang disulutnya saban malam
Setiap sore
Dengan pena rindu dilukisnya wajah lelaki setengah baya
Di dadanya yang penuh cita ada terselip sebuah desah yang risau
Dan mengapa begitu sukar bagi kita untuk menangkap bentuk resah semacam itu.

Untuk kepala gudang, jejaka tanggung dirundung sepi
Menyimak angka-angka detak hari berlalu dengan setengah hati
Akankah berganti hari-hari sunyi itu bila kita tidak taburi dengan kesabaran
Untuk menempuh pepohonan yang membiru di bukit, di balik emplasemen itu
Senyum senandungmu menyeberang kabut
Di sini, di luar jendela pagi
Dan kau tak perlu teramat sedih karena terlalu sunyi
Karena sunyi itu emasmu.


Tanah Tinggi, Sukabumi 3 Oktober 1986

Memoar Ulang Tahun ke-17

Telah berusia yang ke tujuh belas
Anak kemarin sore
Yang ingin menyambut pagi …
Seperti memanggul pelangi di pundaknya.

Nobody is braver
Nobody is bolder
No one to make something equal it
He come home as easy as
Swinging the rainbow on his shoulder
and the grass on the mountain top
Stood again,
to see him.

Happy anniversary 17th


Sampit, 4 Agustus 1982

Saturday, November 17, 2007

Rahasia Sukses Kepemimpinan di Perusahaan Perkebunan

Oleh: Iyung Pahan*)

I. Kepemimpinan

Organisasi yang hebat hampir selalu memiliki pemimpin yang hebat. Kepemimpinan telah dan mungkin akan selalu menjadi suatu faktor penting dalam kehidupan manusia. Kebutuhan akan kepemimpinan yang efektif dan kesulitan dalam menyediakannya menyebabkan kepemimpinan yang efektif menjadi barang langka yang semakin dicari banyak organisasi. Berdasarkan hasil penelitian Prof. Nohria et al. (2003), seorang CEO memberikan pengaruh 15% dari varian total keuntungan perusahaan atau total pendapatan pemegang saham.

Kepemimpinan adalah tindakan-tindakan yang dilakukan untuk menggerakkan sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama dalam minat jangka panjang kelompok-kelompoknya. Secara lebih spesifik, kepemimpinan adalah tanggung jawab untuk memberikan keputusan yang cepat dan mengikat berdasarkan fakta atau kondisi yang terkait dengan bisnis sehingga energi organisasi dapat disatukan dan manfaat keputusan tersebut meningkat.
Kepemimpinan berbeda dengan aktifitas manajer. Kalau berbicara manajemen, kita akan berhadapan dengan issue kompleksitas. Manajemen (pengelolaan) yang baik membawa keteraturan dan konsistensi dengan menggunakan perencanaan yang formal, merancang struktur organisasi yang kaku, dan memonitor hasil dibandingkan dengan rencana. Kepemimpinan, adalah kebalikannya, yaitu berhadapan dengan masalah perubahan. Pimpinan memberikan arahan dengan mengembangkan visi masa depan, kemudian membawa orang dengan mengkomunikasikan visi itu dan mengilhami mereka untuk mengatasi halangan-halangan. Kami melihat bahwa kombinasi praktik kepemimpinan dan manajemen yang kuat sangat dibutuhkan untuk mencapai efektifitas organisasi yang optimum. Sayangnya, kebanyakan perusahaan perkebunan lemah dalam kepimpinan, dan umumnya sangat berlebihan dalam manajemen. Manajemen fokus pada benda-benda yang tidak bergerak, sedangkan kepemimpinan fokus pada peningkatan potensi manusia. Kita tidak bisa mengelola orang untuk berperang. Kita bisa mengelola benda-benda, tetapi untuk berperang kita harus memimpin orang. Dalam konteks perusahaan perkebunan yang padat karya, faktor kepemimpinan dan manajemen harus berada dalam kombinasi yang seimbang dan saling melengkapi.

II. Rahasia Sukses Kepemimpinan di Perusahaan Perkebunan

Perusahaan perkebunan adalah organisasi yang memiliki karakteristik berbeda dengan industri secara keseluruhan, yaitu:

  1. Produk akhir merupakan komoditas (bahan setengah jadi) yang harganya ditentukan oleh mekanisme pasar (supply and demand) dimana produsen tidak memiliki kuasa untuk menentukan harga.
  2. Sangat dipengaruhi oleh iklim.
  3. Bersifat padat karya dan kebanyakan merupakan tenaga kasar dengan tingkat pendidikan rendah.
  4. Merupakan investasi jangka panjang yang membutuhkan areal luas untuk mencapai skala ekonomi.

Efektifitas kepemimpinan bagi seorang pemimpin perusahaan perkebunan dicerminkan pada peningkatan hasil (CPO/ha) dengan unit biaya yang rendah sehingga menghasilkan pertumbuhan nilai pemegang saham yang konsisten. Ketrampilan dan mutu pemimpin akan menentukan sebagian efektifitas kepemimpinannya. Salah satu hal terpenting bagi seorang pemimpin adalah kemampuannya membangun hubungan dengan seluruh tingkatan human capital organisasi, dan mengilhami seluruh tim manajemen untuk melakukan hal yang sama. Pemimpin yang menampilkan dirinya sebagai rekan yang sederajat dan bukan sebagai penguasa, akan meningkatkan sikap positif karyawan yang berdampak pada peningkatan kinerja perusahaan.

Winning formula kepemimpinan dalam konteks perusahaan perkebunan yang kompleks dapat dikelompokkan menjadi 3 aktifitas utama dan 10 prinsip dasar kepemimpinan (3A + 10P), yaitu:

Aktifitas (3A)

  1. Menyusun Agenda, yaitu menciptakan suatu visi dan strategi dengan mempertimbangkan minat logis dari orang-orang yang terlibat dalam perusahaan. Mungkin banyak agenda yang harus dibuat sesuai dengan prioritas jangka pendek, menengah dan jangka panjang.
  2. Membangun Jaringan Kerja, yaitu membangun suatu jaringan pelaksanaan yang melibatkan atasan-atasan, teman sekerja, bawahan, dan orang luar untuk melaksanakan strategi. Satu agenda mungkin saja memerlukan satu jaringan kerja.
  3. Menciptakan dan menempatkan sekelompok human capital kunci yang bermotivasi tinggi dalam jaringan kerja, yaitu suatu kelompok yang melibatkan diri untuk membuat visi menjadi suatu kenyataan. Kekosongan human capital pada posisi yang ada di dalam jaringan kerja harus segera diisi sehingga tidak terjadi kekosongan kepemimpinan yang dapat menurunkan efektifitas jaringan kerja.

Prinsip Dasar Kepemimpinan (10P)

  1. Punya komitmen total dan jujur secara moral dan material. Jaga integritas secara mutlak dengan melakukan hal-hal yang benar dan berdiri di garis depan. Anda bisa memimpin dengan menarik human capital ke depan, bukan dengan menekan mereka dari belakang. Keluar dan berdirilah di garis depan supaya anda bisa melihat dan dilihat. Anda tidak hanya akan tahu apa yang terjadi, tetapi human capital yang mengikuti anda akan tahu bahwa anda punya komitmen.
  2. Menguasai teknis pekerjaan secara detail (contoh: dokter), dan kerjakan tugas sebelum diminta. Bawahan tidak peduli kalau anda hebat dalam politik kantoran, mereka ingin anda hebat pada saat menyelesaikan pekerjaan.
  3. Bekerja di atas peraturan. Jika anda tidak mau mengikuti peraturan, tidak akan ada orang yang mau mengikuti anda.
  4. Melakukan kegiatan sehari-hari sesuai profesi, dan tidak terbawa arus yang diminta orang lain karena jabatannya yang sedang populer/lumayan pada saat itu (misalnya terkait dengan agama, suku, dll). Jangan terbawa budaya SARA (suku, agama, ras dan antar golongan). Menjalankan syariat agama adalah kewajiban setiap orang, tetapi usahakan jangan menjadi tokoh/pejabat agama.
  5. Komunikatif dengan bawahan serta mempunyai sifat dan bisa bicara sebagai guru (mengajari dan membimbing).
  6. Jaga kesehatan dan keseimbangan antara hidup dan pekerjaan. Semua yang anda buat akan berakhir ketika kesehatan anda terganggu dan dipanggil Tuhan.
  7. Bekerja spartan dengan bersedia bekerja di mana saja dan tidak dipengaruhi pertimbangan seperti lokasi anak sekolah, istri bekerja, rumah yang sudah dibangun dll.
  8. Banyak memberi pemikiran, pendapat, materi dan harapan. Anda tidak bisa ”sampai ke suatu tempat” sampai anda tahu di mana ”tempat” itu berada, dan biarkan anak buah anda mengetahui tempat itu.
  9. Dukungan keluarga (istri dan anak) sangat membantu keberhasilan kerja. Untuk staf laki-laki, istri harus bisa juga berperan sebagai pemimpin, dan mengatur keluarga/anak-anaknya.
  10. Urus dan perhatikan perencanaan karir anak buah. Jika anda mempedulikan mereka, mereka akan mempedulikan anda. Jika anda tidak mempedulikan mereka, mereka juga tidak akan mempedulikan anda

III. Referensi

Pahan, I. 2004. Kiat Keberhasilan Bisnis Sepanjang Masa. Bagaimana human capital Berperan Dalam Meningkatkan Nilai Para Pemegang Saham. PT Indeks, Kelompok Gramedia. Jakarta. 320p+xxi.

Kotter, J.P. 1990. What Leaders Really Do. Harvard Business Review, May-June:103-111.
_____. 1999. What Effective General Managers Really Do. Harvard Business Review, March-April: 1-12.

Nohria, N., W. Joyce, and B. Roberson. 2003. What Really Works. Harvard Business Review, July:43-52.

Weiss, R.P. 2002. Crisis Leadership. T+D, March:29-33.

Rencana Tuhan Pasti Indah

Oleh: Anonymous di Internet*)

Ketika aku masih kecil, waktu itu ibuku sedang menyulam sehelai kain. Aku yang sedang bermain di lantai, melihat ke atas dan bertanya, apa yang ia lakukan. Ia menerangkan bahwa ia sedang menyulam sesuatu di atas sehelai kain. Tetapi aku memberitahu kepadanya, bahwa yang kulihat dari bawah adalah benang ruwet.

Ibu dengan tersenyum memandangiku dan berkata dengan lembut "Anakku, lanjutkanlah permainanmu, sementara ibu menyelesaikan sulaman ini; nanti setelah selesai, kamu akan kupanggil dan kududukkan di atas pangkuan ibu dan kamu dapat melihat sulaman ini dari atas."
Aku heran, mengapa ibu menggunakan benang hitam dan putih, begitu semrawut menurut pandanganku. Beberapa saat kemudian, aku mendengar suara ibu memanggil: "Anakku, mari ke sini, dan duduklah di pangkuan ibu."

Waktu aku lakukan itu, aku heran dan kagum melihat bunga-bunga yang indah, dengan latar belakang pemandangan matahari yang sedang terbit, sungguh indah sekali. Aku hampir tidak percaya melihatnya, karena dari bawah yang aku lihat hanyalah benang-benang yang ruwet

Kemudian ibu berkata: "Anakku, dari bawah memang nampak ruwet dan kacau, tetapi engkau tidak menyadari bahwa di atas kain ini sudah ada gambar yang direncanakan, sebuah pola, ibu hanya mengikutinya. Sekarang, dengan melihatnya dari atas kamu dapat melihat keindahan dari apa yang ibu lakukan.”

Sering selama bertahun-tahun, aku melihat ke atas dan bertanya kepada Allah: "Allah, apa yang Engkau lakukan?" Ia menjawab: "Aku sedang menyulam kehidupanmu." Dan aku membantah, "Tetapi nampaknya hidup ini ruwet, benang-benangnya banyak yang hitam, mengapa tidak semuanya memakai warna yang cerah?"

Kemudian Allah menjawab, "Hambaku, kamu teruskan pekerjaanmu, dan Aku juga menyelesaikan pekerjaanKu di bumi ini. Suatu saat nanti Aku akan memanggilmu ke sorga dan mendudukkan kamu di pangkuanKu, dan kamu akan melihat rencanaKu yang indah dari sisiKu."

Kehidupan: Nafsu untuk Mengejarnya Akan Membuatnya Merana

Oleh: Iyung Pahan*)

"Kehidupan adalah diibaratkan sebatang lilin yang terbakar. Setiap saat lilin itu terbakar, harus dimanfaatkan dengan sebaiknya, kerana apabila lilin itu padam, maka tamatlah kehidupan. Api lilin juga perlu dijaga dengan baik, agar takkan mudah padam. Tidak harus terlalu marak, atau terlalu kecil hingga hampir padam. Api yang terlalu marak akan membakar diri. Api yang terlalu kecil, akan terpadam apabila dihembus angin, biar pun hanya selembut angin lalu.... "

Roselina Sallehuddin
http://ppi.fsksm.utm.my/staf/roselina/data/penyeliaan.htm

Puan Rosselina mengajarkanku akan pentingnya keseimbangan untuk mencari harmoni dalam kehidupan. Mengkonsumsi sesuatu terlalu banyak akan menyebabkan tingkat kepuasan yang semakin berkurang, demikian kata the law of diminishing return. Suatu substansi yang berlebihan akan menjadi racun, tetapi dalam jumlah yang tepat akan menjadi obat. Racun yang berbisa akan beralihrupa menjadi obat dalam situasi yang berbeda, sehingga melahirkan konsep racun melawan racun.

Demikian juga dengan hidup dan kehidupan. Keseimbangan positif (yang) dan negatif (yin) dalam metafisika Tiongkok Kuno tetap relevan denga kondisi kini dan segala kekiniannya. Tulisan berikut ini adalah halaman persembahan Tesis yang kutuliskan ketika menyelesaikan pendidikan S2 di Program Manajemen dan Bisnis, Sekolah Pascasarjana IPB pada bulan Pebruari 2007:


A perfect self-existing analytic dagger:
desire to sharpen it will make it dull

Panah kecerdasan dapat menguasai dunia.
Busur keahlian akan menghaluskan budi dan memberikan pencerahan wawasan.
Dengan menggabungkan panah kecerdasan dan busur keahlian,
Godaan duniawi yang merangsang ego akan dientaskan.
Sehingga ogah dengan kepalsuan, ketidakpedulian, kekasaran, dan inkompetensi.

Lumpuh oleh analisis adalah si peragu yang selalu menanti keputusan sempurna.
Tembak dulu – urusan lain belakangan, adalah si sembrono yang membuat kesimpulan tanpa dukungan fakta yang memadai.
Pisau analisis yang sempurna adalah keseimbangan antara nafsu mengasahnya dan kekhawatiran membuatnya susut.
Aliansi industri minyak kelapa sawit Indonesia dan Malaysia adalah transformasi aliansi transaksional menjadi aliansi strategis yang harus seimbang antara keinginan melakukannya dengan cita-cita keuntungan ekonomi bersama yang ingin digapai.
Untuk mewujudkannya diperlukan kadar kepercayaan dan tata kelola tertentu yang dikaji secara akademis dengan analisis persepsi stakeholders yang berimbang.
Dalam aras penelitian selalu ada ruang untuk pembenaran-baru karena tidak ada kebenaran yang absolut.
Tanyakan itu kepada Galileo Galilei, Isaac Newton dan Albert Enstein!
Jangan pernah menyerah kepada apapun dan siapapun.
Dalam perumusan visi yang kita namakan visi kehidupan, tidak ada manusia yang selalu kalah.
Kalaupun kita kalah, kita diberikan kesempatan untuk mencari kemenangan selanjutnya.
Untuk mengatasi ketakutan, diperlukan pengalaman rasa takut.
Esensi dari kepengecutan adalah tidak mengakui adanya rasa takut.
Rasa takut bisa muncul dalam berbagai wujud.
Kita takut mati, takut tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup, takut tidak lulus ujian dan panik ketika situasi berubah.
Kita harus menyadari ketakutan kita dan berdamai dengan rasa takut itu.
Karena dengan mengakui keberadaannya, kita akan mampu mengatasinya.
Dengan segala rasa takut dan kerendahan hati, kupersembahkan hasil penelitian ini kepada bangsa dan negara Indonesia.

– Iyung Pahan
Lahir di Sampit – Indonesia.

Semenit Saja

Oleh: Reina R. Natamihardja.*)

Betapa besarnya nilai uang kertas senilai Rp.100.000 apabila dibawa ke masjid untuk disumbangkan; tetapi betapa kecilnya kalau dibawa ke Mall untuk dibelanjakan!
Betapa lamanya melayani Allah selama lima belas menit namun betapa singkatnya kalau kita melihat film.

Betapa sulitnya untuk mencari kata-kata ketika berdoa (spontan) namun betapa mudahnya kalau mengobrol atau bergosip dengan pacar/teman tanpa harus berpikir panjang-panjang.
Betapa asyiknya apabila pertandingan bola diperpanjang waktunya ekstra namun kita mengeluh ketika khotbah di masjid lebih lama sedikit daripada biasa. Betapa sulitnya untuk membaca satu lembar Al-qur'an tapi betapa mudahnya membaca 100 halaman dari novel yang laris.

Betapa getolnya orang untuk duduk di depan dalam pertandingan atau konser namun lebih senang berada di saf paling belakang ketika berada di Masjid.
Betapa Mudahnya membuat 40 tahun dosa demi memuaskan nafsu birahi semata, namun alangkah sulitnya ketika menahan nafsu selama 30 hari ketika berpuasa.

Ketika masih kurasa kurang harta benda yang ada disekelilingku, hari ini kuputuskan untuk mendermakan uangku Rp 150.000,-/bulan untuk Yayasan Jantung Indonesia selama dua tahun. Dan baru kali inilah MasterCard membantuku untuk ikhlas beramal, dibalik segala hedonisme yang diusungnya selama ini.

*) Seorang teman di Dekopin Pusat.

Perkawinan

Oleh: Sari L.P.*)

Suatu Hari Plato bertanya pada gurunya: Apa itu cinta? Bagaimana saya bisa menemukannya?

Gurunya menjawab: Ada ladang gandum yang luas di depan sana. Berjalanlah kamu dan tanpa boleh mundur kembali, kemudian ambillah satu ranting saja. Jika kamu menemukan ranting yang kamu anggap paling menakjubkan, artinya kamu sudah menemukan cinta.

Platopun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan tangan kosong tanpa membawa apapun.

Gurunya bertanya, Mengapa kamu tidak membawa satu rantingpun?

Plato menjawab, Aku hanya boleh membawa satu saja, dan pada saat berjalan tidak boleh mundur (berbalik). Sebenarnya aku telah menemukan yang paling menakjubkan, tapi aku tidak tahu apakah ada yang lebih menakjubkan lagi di depan sana, jadi tidak kuambil ranting tersebut. Saat aku melanjutkan berjalan lebih jauh lagi, baru kusadari bahwasanya ranting-ranting yang kutemukan kemudian tidak sebagus ranting yang tadi, jadi tak kuambil sebatangpun pada akhirnya.
Gurunya kemudian menjawab: Jadi ya itulah Cinta.

Dihari yang lain, Plato bertanya lagi pada gurunya: Apa itu perkawinan, bagaimana aku bisa menemukannya?

Gurunyapun menjawab: Ada sebuah hutan yang subur di depan sana. Berjalanlah tanpa boleh mundur kembali (menolah), dan kamu hanya boleh menebang satu pohon saja. Dan tebanglah jika kamu menemukan pohon yang paling tinggi, karena artinya kamu telah menemukan apa itu perkawinan.

Platopun menjawab, sebab berdasarkan pengalamanku sebelumnya, setelah menjelajahi setengah hutan, ternyata aku kembali dengan tangan kosong. Jadi dikesempatan ini, aku lihat pohon ini dan kurasa tidak buruk-buruk amat, jadi kuputuskan untuk menebangnya dan membawanya kesini. Aku tidak mau kehilangan kesempatan untuk mendapatkannya.
Gurunyapun menjawab, Dan ya itulah perkawinan. Cinta itu semakin dicari, maka semakin tidak dapat ditemukan. Cinta adanya didalam lubuk hati, ketika dapat menahan keinginan dan harapan yang lebih. Ketika pengharapan dan keinginan yang berlebih akan cinta, maka yang didapat adalah kehampaan Tiada sesuatu apapun yang didapat, dan tidak dapat dimundurkan kembali. Waktu dan masa tidak dapat diputar mundur. Terimalah Cinta apa adanya. Perkawinan adalah kelanjutan dari cinta. Adalah proses mendapatkan kesempatan, ketika kamu mencari yang terbaik diantara pilihan yang ada, maka akan mengurangi kesempatan untuk mendapatkannya. Ketika kesempurnaan ingin kau dapatkan, maka sia-sialah waktumu dalam mendapatkan perkawinan itu, karena sebenarnya kesempurnaan itu hampa adanya.

*) Dari email seorang teman

Thursday, November 1, 2007

Ada Apa Denganmu?

Ada apa denganmu? Ada apa dengan prana? Kalau hawa kehidupan telah terguncang, maka kehidupan itu pun pasti terguncang. Demikianlah kalam yang terjadi dalam suatu pengantar jalan hening. Karena tak ada keramaian di jalan hening, maka terciptalah nyanyi sunyi seorang diri.
Diri, hai... diri siapakah ini? Ada apa denganmu? Mengapa kamu demikian kelu ketika melihat seorang presiden yang bertemu dua kali dengan menterinya yang sakit dan dalam masa pemulihan, seakan belum cukup basa-basi politik itu untuk mengharu biru perasaanmu berkali-kali. Laksana gempa Bengkulu yang melepaskan energi perusak berkali-kali, demikianlah keguncangan prana dalam gua garba. Penerjemahan kondisi pelepasan energi yang terjadi karena cekaman lempeng-lempeng bumi yang saling bersitegang, tiba-tiba menemukan jalan untuk menjadi lurus kembali dengan keadaan semula, ternyata harus menimbulkan kerusakan-kerusakan yang cukup marah di muka bumi.
Kemudian setelah hari demi hari berlalu dan menguap laksana uap air dalam siklus hidro-orologis, demikianlah uap air terperangkap di puncak gunung dan turun menjadi hujan yang membasahi bumi manusia. Aku tidak terlalu sunyi tetapi menjadi sendu, dan akhirnya bukannya perpisahan yang kusesali, tetapi perjumpaan yang kusesali. Tak perlu kalkulator untuk menentukan kadar kerelaan hati, cukup katakan ya atau tidak. Jangan mengatakan ya kalau ingin mengatakan tidak. Cukuplah tidak bila tidak. Dan sekali ini adalah tidak untuk selamanya.
Hari ini Julia Perez (Jupe, jangan dibalik) berumur 35 tahun tetapi masih bergoyang pakai sutra bang. Realita ini membuat aku terjengkang dari perspektif gaya ngebor atau patah-patah, dan akhirnya jadi patah beneran. Sayangnya Jupe nggak sadar kalau lagi hamil muda, akibat digoyang dengan sutra akhirnya jatuh seperti flamboyan. Senja itu, sang dara keguguran, berjatuhan, berserakan. Sama seperi psikologisku dengan prana. Cukup sampai disini.