Thursday, January 31, 2008

Selamat Jalan Pak Harto ...

Semenit saja waktu berlalu, ketika kegagalan multiorgan terjadi dan penurunan vitalitas tak dapat dielakkan lagi, seorang negarawan akhirnya harus pergi. Tak ada pesta yang tak bubar, demikianlah tamsil dalam kehidupan, ketika Pak Harto dipanggil pulang oleh Sang Khalik. Selamat jalan Pak Harto ...!
Manusia tak ada yang sempurna, setiap kelebihan pasti selalu ada kurangnya, karena memang demikianlah hidup kita berayun bak pendulum. Setelah lelah ke kiri dan ke kanan, akhirnya keseimbangan jalan tengah menyergap dalam kebisuan. Fakta bahwa inflasi ratusan bahkan rubuan persen seperti di Zimbabwe dahulu pernah terjadi di tahun 1965. Fakta jumlah penduduk miskin yang dulu sempat mencapai 50% kini melorot tinggal 10%, dan pendapatan per kapita USD 100 menjadi USD 1.400, adalah jejak langkah yang ditinggalkan dan menjadi warisan Pak Harto untuk bangsa ini.

Mengapakah semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin susah untuk memaafkan (jajak pendapat Kompas). Ketika masyarakat perkotaan menjadi lebih susah berlapang dada, maka fenomena M150 susu yang menampilkan kedutan dada getar menyeruak di balik riuh rendahnya infotainment televisi bangsa yang menambilkan dewa dewi konyol tetapi sensual seperti pasangan Dewi Persik dan Eko Patrio. Untuk menonton seorang Dewi Persik atau banyolan seorang Tukul, orang bisa tertawa lepas dan kemudian lemas, mengapa begitu susah untuk memaafkan. Terserah para tikus (politikus) menghujat bahwa negara ini bukan negara halal bihalal, apakah yang bisa dipermasalahkan dari seseorang yang telah pergi ke alam lain, dan kalau memang belum bisa memaafkan, dipersilahkan untuk menuntut ke alam kubur. Hujatlah sesuka hati, marahlah sesuka nafsu, amuklah seperti sapi gila, tapi ingat, semuanya harus dilakukan tepat sasaran, yaitu di alam kubur. Sana pergilah berdemo menghujat Pak Harto, tapi harus ke tempat kediaman beliau. Jangan ngomong lantang di dunia, percuma! Kagak ada yang dengar, mencari pembenaran, mempolitisasi stigma dan kebencian.
Seandainya aku memiliki kemampuan telekinesis ke alam gaib, ingin kuberikan kesempatan pertama kepada si penghujat untuk menjalani ketersambungan ala ghost whisper. Betapa sengsaranya kehidupan seseorang sebelum diberikan vonis oleh sang Boss, untuk masuk ke blok surga atau neraka. Bahkan saking kentalnya kearifan kandungan lokal, kitab suci suatu agama memberikan tafsir kontemporer tentang neraka bagi orang eskimo. Katanya neraka itu dingin, karena kalau dibilang neraka itu panas karena ada api nerakanya, orang Eskimo yang hidup kedinginan di kutub utara sangat bercita-cita untuk tinggal di tempat yang lebih panas. Jadilah kerelatifan tafsir bahwa neraka Eskimo adalah tempat yang paling dingin sedingin-dinginnya dingin. Senandung Rinto Harahap dalam lagu dingin mengatakan dingin hati ini tambah dingin entah mengapa. Kalau cinta aku sudah tak punya, air matakupun keringlah sudah, oh dingin. Dingin membenci kepada siapa, bukan salah Pak Harto yang dicintai sebagian masyarakat menjadi pengesahan bagi sebagian yang lain untuk menghujat dan menyalahkan. Bagiku hanyalah selamat jalan Pak Harto, Anda telah berbuat untuk negeri ini jauh lebih banyak dari orang-orang lain yang ngomong doang. Berisitirahatlah dengan tenang, masih ada kami yang akan meneruskan kemajuan bangsa dan negara ini. Selamat jalan Pak Harto, namamu akan dikenang. Engkau patriot pahlawan bangsa, walaupun sebagian bangsamu tidak terima, engkau tak perlu embel-embel gelar kepahlawan karena bagiku sudah banyak kepahlawanan dalam praktik yang dijalankan ketimbang teori-teori semu.

Selamat Tahun Baru 2008: New Hope E24

Assalamu'alaikum wr. wb.

12 menit yang lalu (27 Desember 2007) Benazir Bhutto terbunuh oleh ledakan bom bersama dengan 20 orang korban lainnya. Inilah resiko memperjuangkan suatu ideologi. Ideologi kita adalah lulus, dan syukur bisa tepat waktu, walaupun kadang-kadang injury time memberikan kenangan tersendiri (kalau berhasil). Semoga E-24 tidak ada yang gagal.

Saat ini saya sedang menerapkan metode kerja 4 jam sebulan untuk mendapatkan 3 kali penghasilan reguler bulanan, sehingga insya Allah ada banyak waktu untuk menghadiri seminar, hanya saja tolong pemberitahuannya minimal seminggu sebelumnya, karena biasanya saya sedang sibuk memikirkan dan memilih jadwal liburan yang umumnya di luar Bogor. Beberapa impian yang liar dan belum terwujud di masa lalu akan saya upayakan, seperti:

* menjadi pemain sinetron di Hongkong dan bermain opera Peking dengan Jacky Chan
* makan bistik jerapah di padang safari Afrika Selatan
* memancing ikan di Anchorage, belajar bahasa eskimo dan nginap di dalam igloo
* latihan sepakbola bersama Christian Ronaldo di Old Trafford
* memanjat pokok kelapa sawit di Johor Baru
* menulis buku fiksi bersama J.K. Rowling
* menanam Jatropha curcas di gurun Gobi
* etc. etc.

Wassalamu'alaikum,

Iyung Pahan
a.k.a.
Seniman Kelapa Sawit

Bekerja 4 Jam Sebulan setara dengan Penghasilan 3 Bulan bekerja penuh

Oleh: Iyung Pahan*)

Selamat datang di klub kerja 4 jam sebulan yang setara dengan penghasilan 3 bulan bekerja penuh. Inilah klub OKB (orang kaya baru) dimana saya telah bergabung sejak 3 bulan yang lalu. Mulanya saya ragu apakah saya bisa hidup dengan bekerja ala kadarnya 4 jam sebulan untuk mendapatkan kebebasan finansial dengan penghasilan setara dengan waktu saya bekerja reguler selama 3 bulan. Ternyata kekhawatiran itu tidak terbukti, dan saya mulai menikmati hidup dan berkantor di rumah selama 24 jam sehari, bebas kemacetan lalu lintas, bebas berbulan madu kembali dengan istri, bebas membaca apa saja, menonton berita, memonitor NAB reksadana, dan berwisata ke alam mimpi.
Waktu yang tersedia memberikan kesempatan untuk belajar lebih banyak, sejalan dengan program mengambil pendidikan S3. Kunci keberhasilannya adalah hukum gaya tarik (the law of attraction), bahwa kesukesesan akan menarik kesuksesan lain sepanjang kontinum hidup kita. Bila kita berpikir bahwa kita akan sukses, maka diri kita menjadi magnet yang menarik kesuksesan selanjutnya berlabuh di dalam diri kita. Kekuatan ini demikian dahsyat, sehingga menjadi modal utama tokoh-tokoh sukses masa lalu.
Perjalanan karirku dimulai dari pekerja manajemen yang tergagap-gagap meniti karir di suatu perusahaan perkebunan 19 tahun yang lalu. Atasan langsungku seorang ekspatriat yang merupakan produk neo-kolonialis feodalistis lagi gingivitis. Semua karya dan asaku dalam perspektif atasanku adalah salah dan inkompeten, dan inilah kawah candradimuka yang menggemblengku menjadi seorang Robocop yang berotot kawat bertulang besi dengan otak Centrino Core-4-quad (2x core-2-duo). Dua tahun penderitaan yang nyaris membuatkan berhenti kerja akhirnya berbuntut promosi manis ke lain departemen. Kemudian perjalanan berlangsung cepat, dalam 4 tahun kerja kuraih jabatan Manajer, 2 tahun kemudian sebagai Manajer Senior, 3 tahun berikutnya menjadi General Manajer, 2 tahun berikutnya menjadi kepala departemen, yang akhirnya berujung macet dan terdampar di posisi satu langkah di belakang Direktur Pengelola selama 7 tahun. Pada tahun ke-19 masa kerjaku, aku memutuskan bergabung dengan klub OKB untuk menjajal kerja sebagai free lance (artinya tanpa pegangan).
Personal branding kulakukan sejak pertengah tahun 2004 sampai tahun 2006 dengan menerbitkan buku kiat keberhasilan bisnis sepanjang masa (KBSM) dan panduan lengkap kelapa sawit (PLKS) untuk mengesahkan kepakaranku dalam bidang pekerjaan. Sejalan dengan laris-manisnya buku PLKS sebagai best seller di Indonesia, orang-orang mulai mencari diriku sebagai referensi dan konsultan. Passive income dari royalty buku memang lumayan, tetapi pendapatan dari jasa konsultasi sungguh tidak terduga dan membuatku memutuskan untuk melakukan PHK terhadap perusahaan tempatku bekerja. Hal itu menabalkan keyakinanku bahwa aku telah siap bergabung dengan klub OKB dan tidak memerlukan perusahaan lain untuk menjadi perantara yang menjadi calo ide-ideku. Aku telah siap menjadikan diriku perusahaanku, dan membebaskan diriku dari penjajahan atas nama pekerjaan.
Kini aku duduk di dalam perpustakaan pribadiku, mengetikkan kata-kata provokasi di dalam catatan harian ini sambil memikirkan persiapan untuk kerja 4 jam bulan depan. Januari 2008, seorang calon klien kembali dari Texas dengan membawa fund untuk proyek masa depannya (yang juga merupakan sebagian masa depanku). Aku cukup duduk manis memikirkan bagaimana mendayagunakan jejaring kerja yang ada untuk meningkatkan efektivitas kinerjaku, sekaligus peningkatan NAB galeri investasi reksadana dan isi rekeningku di bank.
Dahulu aku tidak perlu berpikir setiap akhir bulan karena gajiku sudah masuk ke rekening bank secara otomatis. Kini aku perlu berpikir untuk mengisikan uang ke rekening bank para karyawanku setiap akhir bulan. Itulah fragmen 5 menit dalam 4 jam pekerjaanku setiap bulan, yang kulakukan dengan perasaan meluap-luap dan janji bahwa aku tidak akan memperkosa karyawanku dengan jam kerja yang tegang. Bagiku lebih bermakna bila karyawan tidak perlu masuk kantor, asalkan pekerjaan selesai dengan kualitas yang baik. Pertemuan dengan karyawan cukup 15 menit saja dalam sebulan, karena waktu kerjaku hanya 4 jam dalam sebulan. Pelatihan untuk karyawan baru (sesuatu yang tak bisa kuelakkan), membutuhkan waktu lebih banyak, dan itu adalah hiburan dalam hidupku, sehingga kuanggap sebagai hobby yang kulakukan diluar dari 4 jam kerjaku. Pelatihan ini setara dengan menonton infotainment di televisi, dan perbedaanya hanya pada perbedaan pengaruhnya. Menonton infotainment memberikan relaksasi tetapi membuat otakku idiot, sedangkan memberikan pelatihan memberikan relaksasi yang membuat otakku semakin tajam. Jadi kuputuskan, memberi pelatihan adalah bukan bagian dari 4 jam kerjaku dalam sebulan. Itu hobby. Titik.