Thursday, January 31, 2008

Bekerja 4 Jam Sebulan setara dengan Penghasilan 3 Bulan bekerja penuh

Oleh: Iyung Pahan*)

Selamat datang di klub kerja 4 jam sebulan yang setara dengan penghasilan 3 bulan bekerja penuh. Inilah klub OKB (orang kaya baru) dimana saya telah bergabung sejak 3 bulan yang lalu. Mulanya saya ragu apakah saya bisa hidup dengan bekerja ala kadarnya 4 jam sebulan untuk mendapatkan kebebasan finansial dengan penghasilan setara dengan waktu saya bekerja reguler selama 3 bulan. Ternyata kekhawatiran itu tidak terbukti, dan saya mulai menikmati hidup dan berkantor di rumah selama 24 jam sehari, bebas kemacetan lalu lintas, bebas berbulan madu kembali dengan istri, bebas membaca apa saja, menonton berita, memonitor NAB reksadana, dan berwisata ke alam mimpi.
Waktu yang tersedia memberikan kesempatan untuk belajar lebih banyak, sejalan dengan program mengambil pendidikan S3. Kunci keberhasilannya adalah hukum gaya tarik (the law of attraction), bahwa kesukesesan akan menarik kesuksesan lain sepanjang kontinum hidup kita. Bila kita berpikir bahwa kita akan sukses, maka diri kita menjadi magnet yang menarik kesuksesan selanjutnya berlabuh di dalam diri kita. Kekuatan ini demikian dahsyat, sehingga menjadi modal utama tokoh-tokoh sukses masa lalu.
Perjalanan karirku dimulai dari pekerja manajemen yang tergagap-gagap meniti karir di suatu perusahaan perkebunan 19 tahun yang lalu. Atasan langsungku seorang ekspatriat yang merupakan produk neo-kolonialis feodalistis lagi gingivitis. Semua karya dan asaku dalam perspektif atasanku adalah salah dan inkompeten, dan inilah kawah candradimuka yang menggemblengku menjadi seorang Robocop yang berotot kawat bertulang besi dengan otak Centrino Core-4-quad (2x core-2-duo). Dua tahun penderitaan yang nyaris membuatkan berhenti kerja akhirnya berbuntut promosi manis ke lain departemen. Kemudian perjalanan berlangsung cepat, dalam 4 tahun kerja kuraih jabatan Manajer, 2 tahun kemudian sebagai Manajer Senior, 3 tahun berikutnya menjadi General Manajer, 2 tahun berikutnya menjadi kepala departemen, yang akhirnya berujung macet dan terdampar di posisi satu langkah di belakang Direktur Pengelola selama 7 tahun. Pada tahun ke-19 masa kerjaku, aku memutuskan bergabung dengan klub OKB untuk menjajal kerja sebagai free lance (artinya tanpa pegangan).
Personal branding kulakukan sejak pertengah tahun 2004 sampai tahun 2006 dengan menerbitkan buku kiat keberhasilan bisnis sepanjang masa (KBSM) dan panduan lengkap kelapa sawit (PLKS) untuk mengesahkan kepakaranku dalam bidang pekerjaan. Sejalan dengan laris-manisnya buku PLKS sebagai best seller di Indonesia, orang-orang mulai mencari diriku sebagai referensi dan konsultan. Passive income dari royalty buku memang lumayan, tetapi pendapatan dari jasa konsultasi sungguh tidak terduga dan membuatku memutuskan untuk melakukan PHK terhadap perusahaan tempatku bekerja. Hal itu menabalkan keyakinanku bahwa aku telah siap bergabung dengan klub OKB dan tidak memerlukan perusahaan lain untuk menjadi perantara yang menjadi calo ide-ideku. Aku telah siap menjadikan diriku perusahaanku, dan membebaskan diriku dari penjajahan atas nama pekerjaan.
Kini aku duduk di dalam perpustakaan pribadiku, mengetikkan kata-kata provokasi di dalam catatan harian ini sambil memikirkan persiapan untuk kerja 4 jam bulan depan. Januari 2008, seorang calon klien kembali dari Texas dengan membawa fund untuk proyek masa depannya (yang juga merupakan sebagian masa depanku). Aku cukup duduk manis memikirkan bagaimana mendayagunakan jejaring kerja yang ada untuk meningkatkan efektivitas kinerjaku, sekaligus peningkatan NAB galeri investasi reksadana dan isi rekeningku di bank.
Dahulu aku tidak perlu berpikir setiap akhir bulan karena gajiku sudah masuk ke rekening bank secara otomatis. Kini aku perlu berpikir untuk mengisikan uang ke rekening bank para karyawanku setiap akhir bulan. Itulah fragmen 5 menit dalam 4 jam pekerjaanku setiap bulan, yang kulakukan dengan perasaan meluap-luap dan janji bahwa aku tidak akan memperkosa karyawanku dengan jam kerja yang tegang. Bagiku lebih bermakna bila karyawan tidak perlu masuk kantor, asalkan pekerjaan selesai dengan kualitas yang baik. Pertemuan dengan karyawan cukup 15 menit saja dalam sebulan, karena waktu kerjaku hanya 4 jam dalam sebulan. Pelatihan untuk karyawan baru (sesuatu yang tak bisa kuelakkan), membutuhkan waktu lebih banyak, dan itu adalah hiburan dalam hidupku, sehingga kuanggap sebagai hobby yang kulakukan diluar dari 4 jam kerjaku. Pelatihan ini setara dengan menonton infotainment di televisi, dan perbedaanya hanya pada perbedaan pengaruhnya. Menonton infotainment memberikan relaksasi tetapi membuat otakku idiot, sedangkan memberikan pelatihan memberikan relaksasi yang membuat otakku semakin tajam. Jadi kuputuskan, memberi pelatihan adalah bukan bagian dari 4 jam kerjaku dalam sebulan. Itu hobby. Titik.

3 comments:

Anonymous said...

Ass wr wb..
perkenalkan pak, saya yudha. survyor di kalsel. kebetulan sekarang saya lagi memegang karya konsultan bapa ( suvey di katingan kalteng. sy sangat penasaran dan membuat saya tertarik lali search di internet dan menemukan blog bapak yang keren ini. dah tulisan yang menyemangati saya. semoga sukses untuk bapak dan sehat selallu. wassalam

IYUNG PAHAN said...

Terima kasih atas komentarnya Yudha, semoga sukses selalu menyertai anda karena telah anda kelola dengan baik dan benar.

hendar.sudrajat said...

KAGUM, HEBAT, dan benar-benar SMART buat pak Iyung Pahan. Semua buku dan tulisan yang pak Iyung sajikan sangat lengkap, padat, dan jelas. Banyak buku senada yang diterbitkan, banyak tulisan dibuat orang, tapi penyajian pak Iyung lain dari yang lain. Yang pasti oke banget gitu lho. Semua memberi inspirasi dan motivasi buat saya untuk melakukan perubahan. Saya yang tertinggal jauuuuh, mampukah mengejar ???