Saturday, November 17, 2007

Kehidupan: Nafsu untuk Mengejarnya Akan Membuatnya Merana

Oleh: Iyung Pahan*)

"Kehidupan adalah diibaratkan sebatang lilin yang terbakar. Setiap saat lilin itu terbakar, harus dimanfaatkan dengan sebaiknya, kerana apabila lilin itu padam, maka tamatlah kehidupan. Api lilin juga perlu dijaga dengan baik, agar takkan mudah padam. Tidak harus terlalu marak, atau terlalu kecil hingga hampir padam. Api yang terlalu marak akan membakar diri. Api yang terlalu kecil, akan terpadam apabila dihembus angin, biar pun hanya selembut angin lalu.... "

Roselina Sallehuddin
http://ppi.fsksm.utm.my/staf/roselina/data/penyeliaan.htm

Puan Rosselina mengajarkanku akan pentingnya keseimbangan untuk mencari harmoni dalam kehidupan. Mengkonsumsi sesuatu terlalu banyak akan menyebabkan tingkat kepuasan yang semakin berkurang, demikian kata the law of diminishing return. Suatu substansi yang berlebihan akan menjadi racun, tetapi dalam jumlah yang tepat akan menjadi obat. Racun yang berbisa akan beralihrupa menjadi obat dalam situasi yang berbeda, sehingga melahirkan konsep racun melawan racun.

Demikian juga dengan hidup dan kehidupan. Keseimbangan positif (yang) dan negatif (yin) dalam metafisika Tiongkok Kuno tetap relevan denga kondisi kini dan segala kekiniannya. Tulisan berikut ini adalah halaman persembahan Tesis yang kutuliskan ketika menyelesaikan pendidikan S2 di Program Manajemen dan Bisnis, Sekolah Pascasarjana IPB pada bulan Pebruari 2007:


A perfect self-existing analytic dagger:
desire to sharpen it will make it dull

Panah kecerdasan dapat menguasai dunia.
Busur keahlian akan menghaluskan budi dan memberikan pencerahan wawasan.
Dengan menggabungkan panah kecerdasan dan busur keahlian,
Godaan duniawi yang merangsang ego akan dientaskan.
Sehingga ogah dengan kepalsuan, ketidakpedulian, kekasaran, dan inkompetensi.

Lumpuh oleh analisis adalah si peragu yang selalu menanti keputusan sempurna.
Tembak dulu – urusan lain belakangan, adalah si sembrono yang membuat kesimpulan tanpa dukungan fakta yang memadai.
Pisau analisis yang sempurna adalah keseimbangan antara nafsu mengasahnya dan kekhawatiran membuatnya susut.
Aliansi industri minyak kelapa sawit Indonesia dan Malaysia adalah transformasi aliansi transaksional menjadi aliansi strategis yang harus seimbang antara keinginan melakukannya dengan cita-cita keuntungan ekonomi bersama yang ingin digapai.
Untuk mewujudkannya diperlukan kadar kepercayaan dan tata kelola tertentu yang dikaji secara akademis dengan analisis persepsi stakeholders yang berimbang.
Dalam aras penelitian selalu ada ruang untuk pembenaran-baru karena tidak ada kebenaran yang absolut.
Tanyakan itu kepada Galileo Galilei, Isaac Newton dan Albert Enstein!
Jangan pernah menyerah kepada apapun dan siapapun.
Dalam perumusan visi yang kita namakan visi kehidupan, tidak ada manusia yang selalu kalah.
Kalaupun kita kalah, kita diberikan kesempatan untuk mencari kemenangan selanjutnya.
Untuk mengatasi ketakutan, diperlukan pengalaman rasa takut.
Esensi dari kepengecutan adalah tidak mengakui adanya rasa takut.
Rasa takut bisa muncul dalam berbagai wujud.
Kita takut mati, takut tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup, takut tidak lulus ujian dan panik ketika situasi berubah.
Kita harus menyadari ketakutan kita dan berdamai dengan rasa takut itu.
Karena dengan mengakui keberadaannya, kita akan mampu mengatasinya.
Dengan segala rasa takut dan kerendahan hati, kupersembahkan hasil penelitian ini kepada bangsa dan negara Indonesia.

– Iyung Pahan
Lahir di Sampit – Indonesia.

No comments: