Saturday, November 17, 2007

Rahasia Sukses Kepemimpinan di Perusahaan Perkebunan

Oleh: Iyung Pahan*)

I. Kepemimpinan

Organisasi yang hebat hampir selalu memiliki pemimpin yang hebat. Kepemimpinan telah dan mungkin akan selalu menjadi suatu faktor penting dalam kehidupan manusia. Kebutuhan akan kepemimpinan yang efektif dan kesulitan dalam menyediakannya menyebabkan kepemimpinan yang efektif menjadi barang langka yang semakin dicari banyak organisasi. Berdasarkan hasil penelitian Prof. Nohria et al. (2003), seorang CEO memberikan pengaruh 15% dari varian total keuntungan perusahaan atau total pendapatan pemegang saham.

Kepemimpinan adalah tindakan-tindakan yang dilakukan untuk menggerakkan sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama dalam minat jangka panjang kelompok-kelompoknya. Secara lebih spesifik, kepemimpinan adalah tanggung jawab untuk memberikan keputusan yang cepat dan mengikat berdasarkan fakta atau kondisi yang terkait dengan bisnis sehingga energi organisasi dapat disatukan dan manfaat keputusan tersebut meningkat.
Kepemimpinan berbeda dengan aktifitas manajer. Kalau berbicara manajemen, kita akan berhadapan dengan issue kompleksitas. Manajemen (pengelolaan) yang baik membawa keteraturan dan konsistensi dengan menggunakan perencanaan yang formal, merancang struktur organisasi yang kaku, dan memonitor hasil dibandingkan dengan rencana. Kepemimpinan, adalah kebalikannya, yaitu berhadapan dengan masalah perubahan. Pimpinan memberikan arahan dengan mengembangkan visi masa depan, kemudian membawa orang dengan mengkomunikasikan visi itu dan mengilhami mereka untuk mengatasi halangan-halangan. Kami melihat bahwa kombinasi praktik kepemimpinan dan manajemen yang kuat sangat dibutuhkan untuk mencapai efektifitas organisasi yang optimum. Sayangnya, kebanyakan perusahaan perkebunan lemah dalam kepimpinan, dan umumnya sangat berlebihan dalam manajemen. Manajemen fokus pada benda-benda yang tidak bergerak, sedangkan kepemimpinan fokus pada peningkatan potensi manusia. Kita tidak bisa mengelola orang untuk berperang. Kita bisa mengelola benda-benda, tetapi untuk berperang kita harus memimpin orang. Dalam konteks perusahaan perkebunan yang padat karya, faktor kepemimpinan dan manajemen harus berada dalam kombinasi yang seimbang dan saling melengkapi.

II. Rahasia Sukses Kepemimpinan di Perusahaan Perkebunan

Perusahaan perkebunan adalah organisasi yang memiliki karakteristik berbeda dengan industri secara keseluruhan, yaitu:

  1. Produk akhir merupakan komoditas (bahan setengah jadi) yang harganya ditentukan oleh mekanisme pasar (supply and demand) dimana produsen tidak memiliki kuasa untuk menentukan harga.
  2. Sangat dipengaruhi oleh iklim.
  3. Bersifat padat karya dan kebanyakan merupakan tenaga kasar dengan tingkat pendidikan rendah.
  4. Merupakan investasi jangka panjang yang membutuhkan areal luas untuk mencapai skala ekonomi.

Efektifitas kepemimpinan bagi seorang pemimpin perusahaan perkebunan dicerminkan pada peningkatan hasil (CPO/ha) dengan unit biaya yang rendah sehingga menghasilkan pertumbuhan nilai pemegang saham yang konsisten. Ketrampilan dan mutu pemimpin akan menentukan sebagian efektifitas kepemimpinannya. Salah satu hal terpenting bagi seorang pemimpin adalah kemampuannya membangun hubungan dengan seluruh tingkatan human capital organisasi, dan mengilhami seluruh tim manajemen untuk melakukan hal yang sama. Pemimpin yang menampilkan dirinya sebagai rekan yang sederajat dan bukan sebagai penguasa, akan meningkatkan sikap positif karyawan yang berdampak pada peningkatan kinerja perusahaan.

Winning formula kepemimpinan dalam konteks perusahaan perkebunan yang kompleks dapat dikelompokkan menjadi 3 aktifitas utama dan 10 prinsip dasar kepemimpinan (3A + 10P), yaitu:

Aktifitas (3A)

  1. Menyusun Agenda, yaitu menciptakan suatu visi dan strategi dengan mempertimbangkan minat logis dari orang-orang yang terlibat dalam perusahaan. Mungkin banyak agenda yang harus dibuat sesuai dengan prioritas jangka pendek, menengah dan jangka panjang.
  2. Membangun Jaringan Kerja, yaitu membangun suatu jaringan pelaksanaan yang melibatkan atasan-atasan, teman sekerja, bawahan, dan orang luar untuk melaksanakan strategi. Satu agenda mungkin saja memerlukan satu jaringan kerja.
  3. Menciptakan dan menempatkan sekelompok human capital kunci yang bermotivasi tinggi dalam jaringan kerja, yaitu suatu kelompok yang melibatkan diri untuk membuat visi menjadi suatu kenyataan. Kekosongan human capital pada posisi yang ada di dalam jaringan kerja harus segera diisi sehingga tidak terjadi kekosongan kepemimpinan yang dapat menurunkan efektifitas jaringan kerja.

Prinsip Dasar Kepemimpinan (10P)

  1. Punya komitmen total dan jujur secara moral dan material. Jaga integritas secara mutlak dengan melakukan hal-hal yang benar dan berdiri di garis depan. Anda bisa memimpin dengan menarik human capital ke depan, bukan dengan menekan mereka dari belakang. Keluar dan berdirilah di garis depan supaya anda bisa melihat dan dilihat. Anda tidak hanya akan tahu apa yang terjadi, tetapi human capital yang mengikuti anda akan tahu bahwa anda punya komitmen.
  2. Menguasai teknis pekerjaan secara detail (contoh: dokter), dan kerjakan tugas sebelum diminta. Bawahan tidak peduli kalau anda hebat dalam politik kantoran, mereka ingin anda hebat pada saat menyelesaikan pekerjaan.
  3. Bekerja di atas peraturan. Jika anda tidak mau mengikuti peraturan, tidak akan ada orang yang mau mengikuti anda.
  4. Melakukan kegiatan sehari-hari sesuai profesi, dan tidak terbawa arus yang diminta orang lain karena jabatannya yang sedang populer/lumayan pada saat itu (misalnya terkait dengan agama, suku, dll). Jangan terbawa budaya SARA (suku, agama, ras dan antar golongan). Menjalankan syariat agama adalah kewajiban setiap orang, tetapi usahakan jangan menjadi tokoh/pejabat agama.
  5. Komunikatif dengan bawahan serta mempunyai sifat dan bisa bicara sebagai guru (mengajari dan membimbing).
  6. Jaga kesehatan dan keseimbangan antara hidup dan pekerjaan. Semua yang anda buat akan berakhir ketika kesehatan anda terganggu dan dipanggil Tuhan.
  7. Bekerja spartan dengan bersedia bekerja di mana saja dan tidak dipengaruhi pertimbangan seperti lokasi anak sekolah, istri bekerja, rumah yang sudah dibangun dll.
  8. Banyak memberi pemikiran, pendapat, materi dan harapan. Anda tidak bisa ”sampai ke suatu tempat” sampai anda tahu di mana ”tempat” itu berada, dan biarkan anak buah anda mengetahui tempat itu.
  9. Dukungan keluarga (istri dan anak) sangat membantu keberhasilan kerja. Untuk staf laki-laki, istri harus bisa juga berperan sebagai pemimpin, dan mengatur keluarga/anak-anaknya.
  10. Urus dan perhatikan perencanaan karir anak buah. Jika anda mempedulikan mereka, mereka akan mempedulikan anda. Jika anda tidak mempedulikan mereka, mereka juga tidak akan mempedulikan anda

III. Referensi

Pahan, I. 2004. Kiat Keberhasilan Bisnis Sepanjang Masa. Bagaimana human capital Berperan Dalam Meningkatkan Nilai Para Pemegang Saham. PT Indeks, Kelompok Gramedia. Jakarta. 320p+xxi.

Kotter, J.P. 1990. What Leaders Really Do. Harvard Business Review, May-June:103-111.
_____. 1999. What Effective General Managers Really Do. Harvard Business Review, March-April: 1-12.

Nohria, N., W. Joyce, and B. Roberson. 2003. What Really Works. Harvard Business Review, July:43-52.

Weiss, R.P. 2002. Crisis Leadership. T+D, March:29-33.

No comments: