Monday, May 7, 2007

Peluang Kerja dan Perubahan di Sekitar Kita

Makalah untuk Enterpreneurship Days di Auditorium Tojib Hadiwijaya, Fakultas Pertanian IPB. 4 September 2002.
Komunikasi yang benar bukanlah hanya sekedar bertukar pembicaraan.
Komunikasi adalah pemindahan makna dengan terciptanya pemahaman tanpa penghakiman.
- Nancy Stern (2002)
Presiden dan pemilik Communication Plus
Ketika saya diminta untuk menjadi pembicara dalam entrepreneurship day Fakultas Pertanian IPB, yang terlintas dalam pikiran saya adalah, para sarjana baru sudah mulai terjangkit keinginan menjadi pencipta kesempatan kerja ketimbang menjadi salary man. Kemudian saat saya menerima faks konfirmasi dan term of reference yang diminta panitia, inti makalah yang diminta ternyata tetap mengacu pada konsep salary man. Jadi, sepertinya memang susah untuk melepaskan diri dari paradigma berpikir saat ini, bahwa dunia boleh berubah, tetapi bukan kita yang harus berubah.
Menurut teman saya Dr. Malkan (saya panggil Malcolm), investasi yang memiliki internal rate return (IRR) yang tertinggi adalah investasi dalam bidang pendidikan. Ini sudah terbukti secara kuantitatif dan kualitatif. Hanya saja, pendidikan yang bagaimana yang memenuhi kriteria ini? Sejak jaman Cina kuno sudah ada tradisi tahunan mendatangkan para mahasiswa terbaik dari setiap propinsi untuk diuji dan diadu di depan Kaisar di Kotaraja. Lulusan terbaik, langsung diangkat menjadi pejabat negara. Dan banyak mahasiswa miskin yang cemerlang, akhirnya sukses sebagai pejabat dan tercatat dalam sejarah. Dr. Malkan adalah cucu seorang pekebun karet di Kisaran, beliau sempat berkelana dan bekerja di Madagaskar, kuliah di Amerika Serikat sambil bekerja (pernah jadi office boy) dan setelah memperoleh PhD dari Pensylvania akhirnya kembali ke Jakarta sebagai salah satu partner di biro konsultan khusus anti dumping yang berafiliasi ke firma besar di Washington D.C.

Lalu bagaimana dengan lulusan perguruan tinggi di Indonesia umumnya dan IPB khususnya? Apakah fenomena ini tetap valid atau telah dan sedang berubah? Marilah kita melihat kasus ini dari beberapa sisi yang adil dan nyata, yaitu:

  1. Keseimbangan antara penawaran dan permintaan (demand and supply).
  2. Bauran pemasaran (Marketing Mix), yaitu konsep 4P : product, pricing, placement dan promotion.

Resume yang “Menjual”
Menurut Runzheimer International, sebuah perusahaan konsultansi di Amerika Serikat, rata-rata seorang manager disana menghabiskan 80% waktunya dengan berkomunikasi, yaitu: 10% untuk menulis, 15% untuk membaca, 25% untuk mendengar, dan 30% untuk berbicara. Survey tahun 2000 dalam laporan Pitney Bowes (Chicago Tribune, 22 Oktober), melaporkan rata-rata setiap pekerja di AS menangani 204 pesan per hari, seperti panggilan telepon, faks, voice mails, e-mail, surat, hingga Post-it® notes.

Ada tiga pertanyaan yang harus dijawab ketika kita ingin mengkomunikasikan hal-hal yang penting (termasuk mengirim resume anda):

  1. Apakah informasi disampaikan dengan jelas dan akurat? Dalam komunikasi bisnis, dimana banyak hal-hal yang sangat penting, maka wajar kalau banyak “informasi biasa” yang diabaikan, tertumpuk di meja, atau dibuang begitu saja ketika orang-orang yang menangani pekerjaan ini sampai pada tingkat kebosanan yang memprihatinkan.
  2. Bagaimana informasi itu menyentuh perasaan orang yang menerimanya? Ini adalah sisi manusiawi dari komunikasi. Apa yang terlihat pada pesan itu, seperti nada bicara, gaya tulisan dan pilihan kata-kata yang dipergunakan, secara keseluruhan dapat menyebabkan proses komunikasi berhasil atau gagal. Jika kita ingin “menjual” sesuatu kepada seseorang, kita perlu menciptakan perhatian dan simpati, suatu hubungan saling percaya guna merangkul mereka ke arah kita. Sebagai contoh, lihatlah iklan kondom “meong” di televisi yang dapat mempengaruhi orang untuk membeli produk itu. Contoh lainnya adalah saat kita melakukan exit interview. Rubahlah pertanyaan “Kenapa kamu berhenti?” menjadi “Kenapa kamu tidak bertahan disini?” Hanya sedikit perbedaan dalam kata-kata, tetapi dapat membuat fokus jawaban para karyawan menjadi sangat berbeda.
  3. Apakah informasi itu mengejutkan penerimanya atau mendapat perhatian dari mereka? Ini adalah hal terpenting dalam komunikasi yang sangat kritis karena hal ini akan menjamin isi pesan diterima dengan baik. Sejujurnya, kita tidak bisa melakukan hal ini dalam setiap komunikasi. Tetapi, sekali kita berhasil melakukannya secara kreatif, orang akan terus mengingat isi pesan itu dalam waktu yang lama. Sebagai contoh, bukankah kita selalu teringat pada beberapa iklan televisi yang sampai sekarang tetap kita ingat karena berhasil “mencuri” perhatian kita. Iklan kacang atom “OK bang-get”, dan perilaku rekan saya yang ingin mencampur bensin dengan “Irex” karena bosan mobilnya terus-terusan ngadat, adalah contoh proses komunikasi yang bertahan dalam benak kita karena mendapat persepsi yang sangat kuat.

Resume atau curriculum vitae adalah merek (brand) yang merupakan refleksi diri anda, yang ingin anda jual kepada orang lain. Dalam menulis sebuah resume, sama seperti sebuah merek komersial, ada hal-hal yang harus dilakukan dan ada yang harus dihindari (do and don’t).
Tidak ada resume yang “menjual” atau resume yang “tidak menjual”. Yang ada adalah resume yang sesuai dengan kebutuhan user atau tidak. Ibaratnya, jika perusahaan itu adalah orang yang memerlukan beras 3000 ton dan anda menyodorkan brosur televisi LCD layar datar 48 inchi, apa kira-kira yang akan terjadi? Ya, resume anda akan langsung dilempar ke keranjang sampah. Sebaliknya, penawaran 3000 ton beras, yang hanya ditulis tangan di atas selembar kertas stensil, ternyata diproses dengan cukup pantas. Sementara itu resume anda telah hilang, entah jatuh dimana …

Buatlah resume yang khusus. Yang sesuai dengan keinginan user. Apa keinginan user itu dapat anda lihat dari persyaratan kerja yang dicantumkan di iklan lowongan kerja. Jika yang dituntut adalah pesyaratan adanya pengalaman kerja sekian tahun, buatlah seakan-akan keterampilan management anda setara dengan itu (walau anda belum memiliki pengalaman kerja). Keterampilan management umumnya dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu technical skill, human skill, dan conceptual skill (Robbins, 2001).

Technical skills adalah kemampuan untuk menerapkan pengetahuan yang bersifat spesialis atau keahlian. Umumnya para sarjana baru belum memiliki ketrampilan teknikal ini. Ketrampilan ini biasanya didapat dari proses pembelajaran. Pembelajaran adalah perubahan kelakuan yang relatif permanen sebagai akibat dari pengalaman. Human skills adalah kemampuan untuk bekerja dengan, memahami, dan memotivasi orang lain, baik secara individu maupun dalam kelompok. Ketrampilan yang telah anda miliki saat ini umumnya masuk dalam kelompok human skills. Conceptual skill adalah kemampuan mental untuk mendiagnosis dan menganalisis situasi yang kompleks. Semakin tinggi posisi anda, semakin dominan porsi conceptual skill yang dibutuhkan untuk sukses.

Untuk para pemula yang belum memiliki pengalaman kerja, selling point anda adalah kecerdasan kognitif (direfleksikan dari nilai indeks prestasi) dan pengalaman organisasi. Bila anda tidak memiliki keduanya, anda harus menggali nilai-nilai positif yang perlu ditonjolkan dan kira-kira sesuai dengan kebutuhan user. Sebagai contoh, lowongan yang ada di institusi seperti biro iklan, tentunya akan lebih memperhatikan resume orang-orang yang mempunyai bakat menggambar dan kreatif. Melamar posisi wartawan tentu memerlukan kecerdasan kognitif dan kemampuan menulis berita. Jika anda memiliki kegiatan ekstra kurikuler sebagai wartawan kampus, ini merupakan suatu kelebihan yang harus ditonjolkan. Jangan berbohong dalam resume yang anda buat. Sekali anda berbohong, anda bisa saja dikeluarkan dari pekerjaan itu jika ada bukti kebohongan anda kelak di kemudian hari. Jika anda tidak ingin masalah-masalah pribadi dikorek oleh pewawancara, jangan membuat lubang dalam resume yang mungkin bisa digali oleh mereka. Resume yang anda buat harus konsisten.

Wawancara yang Baik
Saat yang paling menentukan dalam wawancara adalah pada satu menit pertama. Seperti yang dikatakan sebuah iklan parfum, kesan pertama begitu menggoda… selanjutnya terserah anda. Berpakaianlah secara pantas dan bila perlu pakai dasi. Untuk yang wanita jangan sekali-sekali memakai rok mini atau celana panjang dan menggunakan make up berlebihan (menor), kecuali kalau anda melamar ke nite club.

Tips membuat resume yang baik:

  • Jangan ada gap di dalam kronologi resume anda.
  • Jika anda mencantumkan nama dan institusi sebagai referensi, selalu ingatkan kepada mereka bahwa anda memasukkan nama mereka sebagai referensi.
  • Gaya penulisan resume merupakan cermin kepribadian anda. Buatlah resume dengan tertata baik, rapi dan logis.
  • Jika anda sudah mempunyai pengalaman kerja, tulislah pegerakan karir anda secara logis. Jangan sampai umur anda 30 tahun tetapi pengalaman kerja anda bila dijumlahkan sudah 35 tahun.

Jika anda berikan salam dengan sopan dan respek, maka anda akan menerima hal yang sama dari mereka. Berjabat tangan merupakan suatu simbol niat baik. Pada saat bersalaman, tatap mata pewawancara anda untuk menunjukkan rasa percaya diri dan kejujuran. Genggamlah tangan dengan mantap, dan jangan sekali-sekali memberikan ujung tangan kita. Memberikan ujung tangan pada saat bersalaman merupakan refleksi keengganan, seakan-akan kita jijik memegang tangan mereka. Jangan duduk sebelum dipersilahkan duduk. Itu untuk menunjukkan bahwa anda tahu aturan dan siap mengikuti aturan main di tempat mereka. Duduklah dengan rileks, tetapi jangan sekali-sekali mengangkat atau menyilangkan kaki dan meletakkan lengan di punggung kursi, itu bahasa tubuh untuk kesombongan. Bila anda ditempatkan di dalam ruangan kosong sambil menunggu pewawancara, usahakan untuk duduk di kursi yang menghadap ke pintu masuk. Dengan demikian anda bisa mengantisipasi saat mereka masuk ke ruangan, memberikan jabat tangan dan senyum anda yang menawan. Senyum itu harus, tapi jangan terlalu berlebihan, karena akan membuat anda tampak gugup (nervous).

Tangan sebaiknya diletakkan di lengan kursi dan telapak tangan anda di atas paha. Usahakan jangan bersandar terlalu dalam karena akan menimbulkan kesan santai. Nah, sekarang anda sudah siap untuk diwawancara. Ingat, yang paling menentukan anda diterima atau tidak, adalah konsep anda “menjual diri”.

Beberapa perusahaan asing mensyaratkan wawancara dalam bahasa Inggris. Jika anda menjawab pertanyaan mereka, hindari penggunaan kata “Yes Sir” karena itu menunjukkan rasa rendah diri. Jawablah secara biasa “Yes, I do”.

Pertanyaan yang umum digali oleh pewawancara adalah latar belakang pendidikan anda seperti mengapa anda masuk fakultas pertanian, dst. Jawablah dengan jujur, jangan mengada-ada. Disitulah kualitas diri anda ditentukan.

Hal yang sama juga akan ditanyakan pada latar belakang keluarga anda. Bila hal itu bersifat sangat pribadi dan anda keberatan, boleh saja anda menolak untuk menjawabnya. Belum tentu mereka akan “menghabisi” anda karena persoalan itu, dan bahkan bisa saja menambah kredibilitas anda sebagai orang yang berkepribadian. Tentu saja, ada juga kemungkinan sebaliknya yang terjadi. Anda harus arif bersikap dan mengambil keputusan. Itulah kualitas yang ingin dilihat pewawancara.

Bila anda berasal dari latar belakang keluarga yang miskin, jangan rendah diri dengan kemiskinan anda. Kemiskinan itu merupakan suatu ujian hidup, dan anda sudah berhasil melewatinya dengan sukses menjadi sarjana. Itu adalah kekuatan anda. Anda adalah sarjana yang “lapar”, dan sekarang anda siap bekerja mati-matian untuk memberikan yang terbaik kepada mereka yang memberikan kesempatan pertama pada anda. Beberapa perusahaan bahkan takut menerima orang-orang pintar yang berasal dari keluarga kaya. Mereka merasa bahwa “anak kaya” ini hanya akan “numpang lewat” dan tidak tahan menderita. Walaupun kenyataannya belum tentu selalu begitu. Teman saya, anak seorang Direktur Utama perusahaan besar, lulusan ekonomi dari San Fransisco, ternyata betah dan mau bekerja di perkebunan kelapa sawit di pedalaman Sulawesi Tengah untuk waktu yang cukup lama.
Jawablah pertanyaan secara ringkas, tegas dan lugas. Jangan “ngeyel” dan kekanak-kanakan. Jangan menceritakan apa yang tidak ditanyakan, kecuali kalau itu merupakan suatu kekuatan yang ingin anda tonjolkan.

Jangan sekali-sekali menanyakan soal gaji jika tidak ditanya. Bila anda ditanya berapa gaji yang anda inginkan, anda harus berani menyebutkan jumlah yang menurut anda pantas. Semua perusahaan umumnya memiliki skala gaji, dan mereka menanyakan itu untuk melihat seberapa kuat rasa percaya diri anda. Yang penting untuk ditunjukkan adalah logika anda, kenapa anda meminta sejumlah itu? Jika anda bisa menjelaskannya secara rasional dan logis, anda telah melewati ujian itu.

Prospek Lulusan Sarjana Meraih Peluang Kerja
Dalam teori ekonomi dibicarakan perimbangan antara permintaan (Demand) dan penawaran (Supply) dengan implikasi sbb.:

1. Jika D↑, S↓ maka Harga ↑↑
2. Jika D↑, S→ maka Harga ↑
3. Jika D↓, S↑ maka Harga ↓↓
4. Jika D↓, S→ maka Harga ↓

D diwakili oleh indeks pengangguran. Semakin tinggi indeks pengangguran maka nilai D semakin turun (↓). S diwakili oleh pertambahan jumlah angkatan kerja, khususnya pertambahan sarjana baru. Semakin banyak lulusan sarjana baru maka nilai S semakin naik (↑).

Angka pengangguran di Indonesia diperkirakan sekitar 24 juta jiwa. Lulusan sarjana baru yang memasuki pasar/bursa kerja diperkirakan 1-2 juta jiwa per tahun. Dengan berkurangnya investasi dan kontraksi ekonomi 1997-2000, diasumsikan jumlah sarjana baru yang terserap oleh pasar hanya 50% dari kapasitas. Ini berarti, ada sekitar 1.5-3 juta sarjana penganggur pada periode 1997-2000, ditambah sekitar 4 juta sarjana baru yang telah/sedang mencari pekerjaan pada tahun 2001-2002. Secara kasar, ada sekitar 3.5-5 juta sarjana yang menganggur pada saat ini. Angka ini secara kualitatif bisa dikonfirmasikan karena dari pelamar yang mengikuti seleksi penerimaan kerja di perusahaan saya, ada yang sudah menganggur 5 tahun.

Karena adanya keharusan mendirikan fakultas eksata di setiap universitas negeri dan swasta, serta fakultas eksata yang paling mudah didirikan adalah fakultas pertanian, maka saat ini hampir di seluruh universitas negeri di Indonesia memiliki fakultas pertanian. Dari sisi penawaran hal ini kurang menguntungkan bagi lulusan fakultas pertanian, dan melemahkan posisi tawar mereka.

Untuk kondisi saat ini, teori ekonomi akan merujuk pada kondisi nomor 3 (D↓, S↑, Harga ↓↓). Artinya secara nyata nilai gaji sarjana baru akan semakin menurun dibandingkan periode sebelumnya. Apa yang harus anda lakukan?

Apabila kecenderungan harga di pasar semakin lama semakin menurun maka harus dilakukan suatu usaha untuk meningkatkan nilai tambah produk. Sarjana baru adalah produk pendidikan di universitas. Jika dulu tahun 1970-an, sarjana pertanian mau bekerja di perkebunan, maka langsung diterima tanpa test. Sekarang (2002), untuk mendapatkan 34 orang kandidat staf saya harus menyeleksi 1762 lamaran (1.92%).

Anda sebagai sarjana-baru adalah komoditi atau produk generik. Anda adalah produksi massal yang tidak memiliki merek, dan dianggap sama walaupun anda lulusan IPB atau UGM. Yang membedakan komoditi kelas 1 dengan komoditi kelas 2 adalah faktor mutu. Semakin tinggi mutu anda, semakin anda cepat “laku”. Tetapi harganya tetap harga standar yang ditentukan oleh mekanisme pasar.

Untuk meningkatkan nilai jual anda, anda harus berubah dari komoditi menjadi produk yang customize. Dari sekedar komoditi seperti CPO (crude palm oil) menjadi minyak goreng yang dijual untuk segmen industri (pabrik mi instant dll).

Nilai tambah anda akan semakin tinggi lagi bila dikemas dengan baik, diberi merek, dan disebarkan ke outlet yang mudah dicapai konsumen. Ini berarti anda sudah berubah dari komoditi menjadi customize product dan kemudian masuk ke consumer product.

Komoditi
Sarjana Baru tanpa pengalaman berorganisasi

Customize (+)
Pengalaman berorganisasi (aktif)
Bahasa Inggris (aktif)
Kemampuan Komputer (Office, Internet)

Consumer (++)
Leadership
Communication skill
Learning agile ability
Change capability


Mengelola Perubahan
Pemikiran sehat mengatakan kepada kita bahwa kita tidak dapat menangani perubahan yang cepat (turbulen, kemenduaan, yang tidak dapat diprediksi) dengan cara yang sama jika kita menangani status quo (stabilitas, yang dapat diprediksi, dan sebagainya). Akan tetapi, manusia tetap mencari yang stabil, yang teratur, dan metode yang dapat diprediksi untuk mengatasi krisis-krisis dan perubahan-perubahan yang tidak dapat diprediksi (Boast dan Martin, 2001).
Dari konsep awal peradaban manusia, orang-orang telah mengenal bahwa krisis, turbulen, dan perubahan dapat merusak kesempatan-kesempatan atau sebaliknya memberikan kesempatan-kesempatan bagi keberhasilan. Simbol bangsa Tionghoa mengenai krisis adalah kombinasi dari simbol yang secara harafiah berarti bahaya dan peluang (Chu, 1999).

Dunia telah berubah. Lingkungan kita telah berubah. Perubahan itu seperti mesin ketik manual, mesin ketik elektronik, komputer sederhana dengan DOS, komputer desktop dengan Windows, Notebook, Webcam, PDA Phone. Kecenderungannya menjadi lebih cepat, lebih kecil, lebih baik, lebih murah, dan lebih ... (semuanya menjadi serba lebih). Siapa yang akan membayangkan kalau kita bisa membuat video klip dengan telepon genggam dan mengirimkannya kepada teman kita dalam hitungan detik?

Sebagai sarjana baru, yang harus anda lakukan untuk menyiasati perubahan adalah anda harus LEARN, RELEARN dan UNLEARN. LEARN, artinya anda belajar sesuatu yang baru. Anda terbuka terhadap perubahan dengan segala konsekuensinya. RELEARN, berarti anda belajar banyak hal dan mungkin saja anda melupakannya. Pada suatu ketika, saat anda membutuhkan pengetahuan itu, anda harus belajar kembali. Hal ini harus dilakukan dengan cepat. Anda harus mempartisi memory anda untuk menampung data yang sudah terlanjur anda archieve. UNLEARN, setelah anda menyadari bahwa yang anda pelajari sudah ketinggalan jaman, anda harus berani membuang pengetahuan yang sudah anda miliki untuk mempelajari hal-hal yang lebih baru.

Bacaan Lebih Lanjut:

  • Boast, William M. and Benjamin Martin. 2001. Masters of Change.
  • Chu, Chin-Ning. 1999. Journey to the City of Prosperity – The Single Supreme Secret of Money.
  • Glanz, Barbara A. 2002. Handle with CARE: Motivating and Retaining Employees.
  • Robbins, Stephen P. 2001. Organizational Behavior. 9th ed.

1 comment:

Anonymous said...

Hello all, I ran into this really good website for cheap mp3 player