Thursday, May 10, 2007

Hati ini > Unplugged

Kita menaruh kepercayaan terhadap setiap usaha individu mengembangkan potensi mereka serta terhadap tanggung jawab organisasi memperlakukan setiap orang secara adil demi kepentingan bersama. Kita menekankan kejujuran, serta mendorong keterbukaan dalam mendiskusikan baik kemajuan maupun masalah
- Jargon Nilai-Nilai Suatu Organisasi
(KEPERCAYAAN DAN SALING MENGHARGAI)
Tulisan ini adalah refleksi dan kontemplasi pribadi ketika menghadapi turbulensi organisasi pada suatu masa, pada suatu tempat.

Asesoris Kehidupan
Aku, katakanlah itu hanya dalam persepsiku, tiba-tiba saja merasa berat dengan asesoris yang menempel dalam karakteristik kehidupan yang mengharuskan aku menyesuaikan diri dengan hakikat perubahan karakteristik itu sendiri. Aku seperti penderita Aleksitimia, merasakannya dengan lengkap tetapi tidak mampu mengungkapkannya secara verbal. Alhasil, aku menulis dan melukis, sehingga abstraksi keadaan ini mudah-mudahan menjadi kado kecil perjalanan hidupku, mencoba memanjakan diri dengan apa yang dinamakan kenangan. Walapun kadang kala kenangan itu bukanlah sesuatu yang kuinginkan. Ya ... iapun bisa saja menjadi anak haram dari sistem yang tidak diinginkan kehadirannya, ditolak keberadaannya, tetapi dia nyata, dan akupun harus merelakan hati ini > unplugged.

Hakekat ketidaksamaan hari ini dengan hari kemarin adalah suatu konsep dilatasi (pemuaian) waktu yang dipostulatkan oleh seorang Einstein. Jika segalanya bisa dituangkan dalam model dan dibuat sebuah teori, maka the sum of all fears a’la Tom Clancy bisa menjadi teori the sum of all everything nya Einstein. Kemarin aku melekat dengan kondisi yang mengatas-namakan diriku sebagai pejabat struktural dalam suatu organisasi. Dan karena fungsi waktu dalam reaksi spontan, Tuhan menciptakan turbulensi untuk meningkatan entropi sistem. Sama seperti kita mengaduk gula dalam secangkir kopi. Arsitektur organisasi tetap sama, tingkatan energinya saja yang berubah. Beberapa elektron tereksitasi ketingkat energi yang lebih tinggi, dan beberapa terpental ke orbital yang lebih rendah. Secara unsur, organisasi ini tetaplah stabil. Ia tetaplah suatu unsur. Yang membedakannya hanyalah jumlah ion yang merepresentasikan valensi, yang menentukan apakah ia akan berikatan dengan unsur lain yang bermuatan kebalikannya (sesuai dengan jumlah valensinya). Kalau dulu, unsur itu bervalensi 1, sekarang ia mungkin bervalensi 2. H2O dan H2O2 adalah analogi yang paling simpel. Sebagai H2O ia adalah air yang memberikan kehidupan, memberikan kenyamanan dan kehidupan bagi sel-sel organisme. Dan karena perubahan valensi, H2O2 adalah hydrogen peroxide yang mematikan aktivitas sel.

Model Kehidupan
Saat ini, neraca perasaanku berada dalam kondisi tidak seimbang. Ketidakseimbangan antara kebanggaan dan kekecewaan. Dan ini memberikan beban bagi diriku. Kesalahanku yang utama adalah memposisikan diriku sebagai neraca analitik Sartorius dalam satuan miligram dengan tingkat ketelitian 4 angka dibelakang koma. Perubahan sepersepuluh ribu miligram, sudah cukup untuk menggoyangkan perasaanku dengan sigfnifikan. Aku tidak perlu merasakan ini, seandainya diriku adalah timbangan pasaran yang mengukur berat ringan kadar sesuatu dengan satuan ons. Neraca yang masih bisa mengangguk-angguk walaupun keadaannya belum tentu setimbang. Malangnya, pemborosan 4 angka dibelakang koma itu harus dihadapkan dengan kenyataan toleransi dua angka di depan koma. Aku merasa seperti koma, terjepit di antara dua angka. Dan aku akan betul-betul koma. Selamat tinggal bilangan 4, 5, 3, 2, x, 1, x. Dan aku mengakhirnya dengan titik.

Mungkin aku membutuhkan analisis kompleksitas dan komputasi cellular automata Stephen Wolfram untuk melihat kedalaman hati dan perasaan. Darimana munculnya rasa iri hati, dengki, cemburu, cinta dan bahagia dalam model kehidupan yang kompleks. Darimana dan mengapa muncul perasaan itu? Berapakah panjang gelombang suara yang bisa menimbulkan rasa cinta atau benci? Apakah merupakan suatu kehendak bebas (free will) ataukah suatu determinasi? Dia berseru seperti anakku di antara rak toko buku (aku membiasakan anak-anakku berkunjung dan bermain di toko buku), mencariku: Papi … dimanakah kau? Aku terperangah dalam keniscayaanku: kacian deh lu!

Entropi adalah derajat kekacauan di dalam suatu sistem. Nilainya selalu negatif, dan akan semakin negatif dengan fungsi waktu. Entropi itu akan terus meningkat seiring dengan berjalannya waktu. Itu yang dikatakan hukum termodinamika. Perasaan itu adalah energi. Energi itu akan meningkat dan semakin negatif. Dunia akan kiamat ketika nilai entropi tidak bisa ditolerir oleh batas-batas materi. Materi akan berubah menjadi energi, E = mc2. Bang! Massa berubah menjadi energi. Alam fisik berubah menjadi metafisik. Kehidupan ditransformasi menjadi energi, menjadi roh. Untuk dikumpulkan dan dibangkitkan dalam padang mashyar.

Menurut hukum termodinamika pertama (kekekalan energi), energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan. Dia hanya berubah dari satu bentuk energi ke bentuk energi lainnya. Oleh karena itu Tuhan melarang manusia berbohong. Karena pada saat berbohong itu, energi kinetik yang dipancarkan tidak akan hilang. Dia akan terus merambat di alam semesta, berubah dari energi kinetik menjadi energi potensial. Disimpan di dalam super hard disk yang di scanning secara real time oleh operator Mungkar dan Nakir. Pada saat E = mc2 terjadi, semua kebohongan dan kebaikan akan di preview secara cepat. Pada saat itulah kaki, tangan dan seluruh organ tubuhmu menjadi saksi perbuatanmu.


Hati ini > unplugged
Dalam musik ada aliran unplugged yang menempatkan akustik sebagai ornamen utama di atas segala manipulasi nada dan irama secara elektronis. Kepolosan akustik adalah menempatkan nada dan timbre seperti apa adanya, menciptakan harmoni dan keselarasan dengan pendengarnya. Unplugged tersenyum tanpa gincu, tetapi tetap sensual.

Hati ini > unplugged. Seperti kelompok penyanyi the Corrs asal Skotlandia menembangkan Forgiven not Forgotten, hati ini seperti diaduk-aduk ketika menghadapi realita aristektur organisasi. Kepolosan akustik menghadapi realita heavy metal dan MIDI. Organisasi ini seperti pelikan Monterey yang terancam punah karena tidak memiliki naluri berburu akibat sekian lama dimanjakan lingkungannya. Bahkan pelikan ini pun heran melihat ikan bisa berenang, karena biasanya mereka mendapat makanan dari sortiran sisa-sisa ikan di pelabuhan bongkar muat.

Teman saya Dr Winarso mengirimkan email tentang Tukang Ember dan Saluran Air, cerita tentang tokoh fiktif Dr Kuswata yang polos dan kumuh serta upaya penyelamatan pelikan. Dia terinspirasi oleh tulisan seorang penulis lingkungan terkenal, Marvin Williams, yang menceritakan upaya penyelamatan Populasi Pelikan di pantai Monterey.

Pantai Monterey adalah pantai berpanorama indah di California. Dahulu penduduknya .. amat bangga dengan banyaknya burung pelikan. Burung-burung pemakan ikan itu menjadi betah, karena kondisinya yang tenteram jauh dari gangguan dan yang jelas pantai itu amat kaya ikan. Karena kaya akan ikan, para nelayan menangkapnya secara berlebihan dan ikan-ikan yang tidak memenuhi standar mutu, menjadi makanan 'gratis' bagi pelikan-pelikan itu. Para pelikan kehilangan naluri berburu. Sama seperti Dr Kuswata, yang terbiasa hidup dan berkarya serba mudah – full facilitated – dan murah ketika studi di LN, sesampai di tanah air, menjadi kehilangan naluri mencari kesempatan sampingan. Masih mending, karena lembaga Kuswata masih berstatus PTN. Bayangkan teman-temannya yang di PTS atau Perusahaan-perusahaan swasta lainnya, yang the owner is the big boss (dengan segala atributnya).

Nah, tiba-tiba keluar undang-undang pelarangan penangkapan ikan di pantai Monterey. Para pelikan kehilangan ikan 'gratis'. Sayang, naluri berburu sudah hilang, karena sudah tidak ada lagi tempat belajar. Sejak pecah dari telur, tahunya para tetua mereka tinggal ambil saja ikan-ikan sortiran yang melimpah di area bongkar muat kapal nelayan. Jangan-jangan pelikan-pelikan itu malah heran bila melihat bahwa ikan dapat berenang. Pelikan terancam kepunahan karena kebiasaan yang terbentuk sejak lahir. Mirip dengan kebiasaan pendidikan formal seseorang dan 'cekokan' nasihat para orang tua. Sama seperti Dr Kuswata, ketika menyadari bahwa lembaga tempat bekerjanya akan berubah menjadi PT-BHMN, jangan-jangan dia akan masuk ke dalam 30% staf pengajar yang harus menyingkir (atau tersingkir),

Para ahli lingkungan kelabakan dan mencari segala daya upaya untuk menyelamatkan populasi ribuan pelikan dari pantai Monterey itu dari kepunahan. Bisa-bisa hilang kebanggaan masyarakat setempat. Seperti keterancaman Dr Kuswata yang akan memasuki era BHMN. Sayang, Kuswata bukan Pelikan, jadi harus berusaha sendiri menghindar dari kepunahan, bukan? Dan usaha itu selalu gagal. Untung, yang gagal adalah penyelamatan pelikan bukan upaya Dr Kuswata, karena Kuswata baru mulai! Akhirnya muncul ide, mendatangkan pelikan-pelikan dari pantai lain. Pelikan-pelikan yang masih memiliki naluri berburu. Pelikan-pelikan yang masih sadar bahwa ikan itu berenang dalam air laut dan harus ditangkapnya untuk dapat dimakan atau disuapkan kepada anak-anaknya. Pelikan-pelikan yang sejak kecil selalu melihat induknya membawakan ikan suapan dari arah laut, bukan dari Tempat Pelelangan Ikan. Pelikan-pelikan yang selalu mendapat pelajaran perjuangan hidup dalam kebebasan, bukan sekedar keamanan dari jaminan pihak yang lebih dominan!

Pelikan-pelikan sejati itu berasal dari pantai Florida, yang berjarak 2000 mil dari Monterey. Tidak tanggung-tanggung, ratusan pelikan digiring terbang dari Florida ke Monterey. Jumlah yang cukup signifikan untuk berbaur dan berinteraksi. Kejutan! Beberapa ekor pelikan Monterey sepertinya mau belajar (teachable) kepada pelikan-pelikan tamu dari Florida itu. Sementara pelikan Florida tentunya senang menemukan area sumber pakan yang sangat melimpah. Ladang perburuan yang ikannya masih bebas alami. Jumlah pelikan Monterey yang belajar berburu pun ternyata berduplikasi, bertambah banyak. Belum lagi, adanya perbauran atau perkawinan antara pelikan Florida dan Monterey. Menetaskan keturunan pelikan yang memiliki visi dan misi baru. Pelikan yang pandai dan bernaluri berburu ikan. Populasi pelikan Monterey terselamatkan.

Lalu bagaimana dengan populasi organisasi ini? Akankah pemahaman proses bisnis masih seperti pelikan Monterey? Sarah Needleman dari CareerJournal.com The Wall Street Journal berbagi pemahaman dalam tulisannya Wanted: HR Executives With Business Know-How. Seorang eksekutif SDM layak dianalogikan menjadi pelikan Florida jika dia:
  1. Memiliki ketrampilan yang seimbang antara strategi dan implementasi.
  2. Mempunyai pemahaman terhadap proses bisnis yang lengkap, dan memiliki kemampuan aplikasi software HR dengan track record yang baik.
  3. Mampu berkomunikasi dengan orang-orang di dalam perusahaan, mengenai apa yang dia lakukan dan apa yang mereka lakukan untuk memberikan kontribusi nyata terhadap pencapaian target perusahaan.
  4. Mempuyai kemampuan mengukur dampak program dan praktek HR terhadap kinerja bottom-line perusahaan.

Perasaanku > plug and play
Bill Gates menyederhanakan semua peripheral Windows XP dengan interkoneksi tak terbatas. Dalam konsep jendela kinerja yang ekstrim (eXtreme Performance), semua peripheral mempunyai platform plug and play dengan kecocokan 100% terhadap jendela yang terbuka. Jadi, selama kita mau masuk dan berjejalan di dalam, silahkan saja lakukan inter koneksi sebanyak yang disukai. Hanya saja, semuanya tergantung kinerja main prosesor dan kapasitas memori yang tersedia.

Kalau diasumsikan prosesor yang dimiliki adalah Intel® Centrino® Core 2 Duo dengan memory SDRAM 2048 MB dan video memory 512 MB DDR, maka secara teoritis bisa menjelajahi ruang maya dari mana saja karena sistem ini mendukung wireless fidelity (wi-fi) ataupun wimax untuk on line tanpa kabel secara mobil.

Maka kinerja sistem sangat tergantung kepada status memori. Berapa persen yang merupakan resident memory, dan tinggal berapa yang masih tersedia untuk menjalankan sistem. Aku ingin kenangan tentang angka-angka dan titik koma itu menghilang dalam arkade perjalananku. Aku ingin meyakinkan diriku, bahwa aku tak memerlukan lagi kenangan-kenangan itu. Kenangan itu adalah sebuah kemewahan yang membuat risi dan lihatlah betapa bangga aku akan diriku dengan atau tanpa kenangan sekalipun. Ini hanya kujadikan rahasia kecil hidupku, bahwa walaupun kita tidak mengkhawatirkan diri kita, tetap ada orang-orang yang khawatir dengan diri kita, baik karena ketulusan hatinya maupun ketakutan karena merasa terancam keberadaannya. Inilah hidup. Kepercayaan dan saling menghargai. Semoga ….

No comments: